Orangyang selalu bicara tidak benar, dan juga orang yang setelah berbuat kemudian berkata, "Aku tidak melakukannya," akan masuk ke neraka. Dua macam orang yang mempunyai kelakuan rendah ini, mempunyai nasib yang sama dalam dunia selanjutnya. Sementara itu, raja memerintahkan anak buahnya untuk menyelidiki lebih lanjut pembunuhan
Khotbahjumat merupakan kesempatan yang amat baik untuk memberikan nasihat kepada jamaah dalam rangka peningkatan ketakwaan kepada Allah swt. Pada tahap pertama yaitu tahap anak berusia kurang dari enam tahun atau disebut juga tahap usia dini, orang tua hendaknya mulai memberikan pengertian kewajiban melaksanakan shalat. Di usia batita (di
Kebetulandi kota kelahiran penulis ada sebuah vihara milik sekte Buddhayana yang menyelenggarakan puja bakti keagamaan secara teratur, dan di vihara ada perpustakaan tempat kita bisa meminjam buku-buku Dharma. Lewat bertanya, berdiskusi, dan belajar lewat buku, penulis bisa memperluas pengetahuan tentang agama Buddha.
Padakhotbah sebelumnya saya membahas perihal kekisruhan yang terjadi dalam menentang Hadhrat ‘Utsman (ra). Hadhrat Mushlih Mau’ud (ra) menjelaskan lebih lanjut berkenaan dengan itu yang kebanyakan dirujuk dari kitab sejarah karya Ath-Thabari dan juga penelitian beliau (ra) sendiri atau bagaimana sudut pandang beliau (ra) sesuai dengan itu.
SuttaPitaka Yang berisikan khotbah-khotbah Sang Buddha 3. MULIA I. Kesunyataan Mulia tentang Dukkha Hidup dalam bentuk apa pun adalah dukkha (penderitaan) : a. dilahirkan, usia tua, sakit, mati adalah penderitaan. ia pasti akan mati hari itu juga karena ia lapar sekali dan sudah be berapa hari tidak makan. Melihat orang tua itu
persamaan keadaan alam indonesia dengan malaysia adalah. Ayat Inti “Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua dan engkau harus takut akan Allahmu; Akulah TUHAN.” Imamat 1932 {ITB} Ada pelayanan yang wajib kita lakukan terhadap orang lain dan tidak dapat kita acuhkan walaupun kita tetap menjalankan perintah-perintah Tuhan. Menjalani hidup, berpikir, dan bertindak hanya untuk diri sendiri sama saja seperti menjadi hamba Tuhan yang tak berguna. Di antara kita ada banyak orang yang gelisah, banyak bicara, suka memuji diri sendiri, dan suka mendahulukan diri mereka sendiri sesuka hati, tanpa memperhatikan usia, pengalaman, maupun jabatan. Gereja saat ini membutuhkan pertolongan dari karakter yang bertolak belakang dengan sifat-sifat tersebut bersahaja, tenang, manusia yang takut akan Tuhan, yang akan membawa beban yang tidak menyenangkan yang ditanggungkan atas mereka, bukan untuk nama baik mereka, melainkan untuk melayani Tuhan mereka yang telah mati bagi mereka. Pribadi-pribadi dengan karakter seperti ini tidak berpikir bahwa untuk bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan menaruh hormat kepada orang yang tua akan merendahkan harga diri mereka. Orang-orang yang takut dan hormat akan Tuhan, akan dibawa kepada kehormatan oleh Tuhan. Manusia mungkin akan begitu ditinggikan saat membentuk tautan yang menghubungkan surga dan bumi. Ia datang dari tangan Penciptanya dengan karakter yang seimbang, dianugerahi dengan kapasitas luar biasa untuk perkembangan yang menggabungkan kekuatan Ilahi dan usaha manusia, sehingga ia dapat mengangkat dirinya hampir mencapai lingkup malaikat. Namun, ketika demikian tingginya dia diangkat, ia tidak akan menyadari kebaikan dan kehebatannya sendiri. Tuhan pun khususnya memerintahkan penghormatan yang lembut kepada orang lanjut usia. Ia berkata, “Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran.” Rambut putih menceritakan banyaknya perjuangan yang telah dilalui, dan kemenangan yang telah diperoleh; beban yang telah ditanggung, dan cobaan yang berhasil diatasi. Rambut putih menceritakan kaki-kaki lelah mereka yang mendekati peristirahatan, begitu pula tentang tempat-tempat yang sebentar lagi akan menjadi lowong. Bantulah anak-anak untuk mengerti hal ini, dan mereka akan meringankan perjalanan para orang tua melalui kesantunan dan rasa hormat mereka, serta akan membawa kasih karunia dan keindahan ke dalam kehidupan masa muda mereka sebagaimana mereka mengindahkan perintah untuk “berdiri di hadapan orang ubanan dan … menaruh hormat kepada orang yang tua.”
Ayat Pokok "Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu..." Kolose 315 Pendahuluan Tema Natal Nasional dalam tahun 2017 ini adalah " Hendaklah damai sejahtera Kristus, memerintah dalam hatimu ...". Tema ini diangkat dari Kolose 315 a. Mengapa PGI dan KWI sepakat mengangkat tema ini sebagai tema natal nasional? Bisa jadi hal ini termotivasi atau terinpirasi dari kondisi negeri ini yang karena keadaan, membuat seolah-olah damai sejahtera menjadi sesuatu yang sulit untuk dicari hari-hari ini. Dan kita bersyukur bahwa Natal adalah perayaan kelahiran Kristus Sang Raja Damai. Inilah esensi natal yang sejati. Sesungguhnya Natal sejati, bukanlah sekedar perayaan agamawi. Natal sejati bukan sekedar tradisi. Tapi Natal memiliki makna yang hakiki. Kisah tentang kasih yang sejati. Sang Raja yang Maha Tinggi, rela mengosongkan diri. Menghadapi penolakan disana-sini. Sebuah teladan tentang kerendahan hati. Kesederhanaan nilai diri, yang jauh dari ambisi. Sebagai bukti kasih sejati pada manusia yang hina ini. Sayang sekali, makna natal sejati, seolah-olah bergeser pada hari-hari ini. Natal seolah sudah identik dengan indahya dekorasi, dan kemeriahan acara serta sebabnya kita perlu berkaca diri. Sudahkan kita memahami makna natal yang sejati? Kristus Sumber Damai Sejahtera. Semua manusia mendambakan suasana yang damai sejahtera. Dan kita bersyukur bahwa oleh anugerah Allah , kita sudah menemukan Kristus Sumber Damai sejati. Efesus 214 menuliskan" Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak, dan yang telah merobohkan tembok pemisah yaitu, perseteruan ." Hanya Kristus satu-satunya sumber damai sejahtera bagi manusia. Kedamaian sejati bukan dari harta yang berlimpah, bukan dari uang yang segudang, bukan dari hal-hal materi. Kedamaian sejati hanya ketika kita mempersilahkan Kristus masuk dalam hati kita. Persoalanya, mengapa tidak banyak orang yang merasakan damai sejahtera? Karena mereka tidak mau mengambil langkah, menerima dan mempersilahkan Kristus masuk dan bertahta dalam hatinya. Ilustrasi sederhananya adalah. PLN dalah perusahaan listrik yang menyediakan tenaga listrik sehingga dapat kita pakai untuk memberi terang dan memperlancar segala urusan. Namun demikian, tidak semua orang dapat memanfaatkan listrik PLN. Hanya bagi mereka yang mau rumahnya dialiri listrik dan menjadi pelanggan PLN. Bagi yang tidak mau, tentu mereka tidak dapat menikmati manfaat dari PLN ini. Demikian juga , damai sejati, tidak akan diterima oleh orang yang menolak untuk diatur oleh Kristus. Yesaya 95-6 juga menulis;"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra telah diberikan kepada kita; lambang pemeritahan ada diatas bahunya, dan nama-Nya disebutkan orang Penasehat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang kekal, Raja Damai. Besar kekuasaan-Nya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud, dan di dalam kerajaan-Nya, karena Ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan, dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya". Damai di Masa Tua. Tema Natal Adiyuswa untuk tahun ini juga berangkat dari tema besar natal nasional. Tema natal kita kali ini adalah " Damai di Masa Tua". Berapa usia yang disebut usia lanjut? Dalam sebuah buku menulis bahwa yang dikategorikan usia lanjut adalah usia diatas 60 tahun. Beberapa rumusan undang-undang juga menyebut usia lanjut itu dimulai ketika umur 55 tahun. Selain dari usia, seseorang yang memasuki usia lanjut juga ditandai dengan menurun atau berkurannya fungsi organ tubuh. Orang tua identik dengan masa-masa yang tidak menyenangkan. Banyak orang yang mungkin berpikir bahwa orang tua mungkin merepotkan. Tapi tidak demikian bagi orang-orang yang ada di dalam Tuhan. Mazmur 92;13-15 menulis"Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di Bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa tuapun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar". Ini adalah janji Tuhan terhadap orang-orang benar. Mereka yang tertanam dan berakar di dalam Tuhan, akan tetap bertunas dan tumbuh subur. Sampai kapan? Adakah batas usia untuk kita bertunas dan bertumbuh? Alkitab berkata tidak ada. Lihat dan perhatikan kembali ayat yang ke 15,hingga masa tua sekalipun, kata firman Tuhan orang-orang benar ini akan terus bertumbuh subur, malah dikatakan masih berbuah, bertambah gemuk dan segar. Benarkah demikian? Masuk akalkah hal ini? Tenaga manusia memang akan secara umum akan menurun. Kita memang tidak bisa melawan hukum alam mengenai kondisi fisik manusia sejalan dengan usia. Namun itu bukan pula berarti bahwa kita harus berhenti berbuah. Bagaimana bisa? Yesaya 464 memuat janji Tuhan yang memungkinkan semuanya itu menjadi nyata. Bagaimana menikmati masa tua yang damai? Mari kita lihat menurut nasihat Alkitab, bagaimana supaya kita dapat menikmati masa tua yang damai. Pertama Mempersilahkan Kristus memimpin kehidupan kita Kolose351 a, Kolose 331 Kolose 315 a "Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam batinmu..." Bagaimana makna ayat ini? Mari kita menyediaka diri untuk selalu dipimpin oleh Tuhan. Mari kita isi juga hari-hari kehidupan kita dengan mencari dan mengutamakan Tuhan. Kolose 31 "Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang diatas, dimana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah." Mencari Tuhan dan mengutamakan Tuhan diatas segala-galanya adalah sumber sukacita yang sejati. Tidak ada sukacita yang sejati, jika dibandingkan dengan perjumpaan kita dengan Tuhan. Dalam kisah natal, Kita dapat belajar dari salah seorang tokoh yang bernama Simeon. Ia seorang yang sangat merindukan kedatangan Mesias. Dan Ketika dalam masa hidupnya ia berkesempatan untuk melihat bayi Yesus maka ia berkata" Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu"Luk 229. Untuk memiliki hari Tua yang damai sejahtera, maka kita harus senantiasa memiliki kerinduan untuk selalu dekat dengan Tuhan, menantikan Tuhan. Wujud nyata dari kehidupan yang menanti-nantikan Tuhan adalah dengan memiliki kerinduan untuk datang beribadah, juga melakukan doa-doa pribadi kepada Tuhan. Hanya Tuhan sumber damai sejahtera yang sebenarnya. Kedua Hidup damai dengan semua orang Kolose 315 b Kolose 315 b "..karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh.." Alkitab mengajarkan bahwa sebagai anak-anak Allah, kita harus membawa damai dimananpun kita ada. Tentu itu harus dimulai di lingkungan terdekat dimana kita berada yaitu keluarga. Setelah itu kemudian kita meningkat ditengah-tengah gereja dan jemaat, juga di tengah masyarakat. Ketiga Selalu penuh dengan syukur Kolose 315 c Kolose 315 c "... dan bersyukurlah ." Kalau kita ingin memiliki kehidupan yang penuh damai sejahtera, kita harus memiliki semangat . untuk senantiasa bersukacita. Damai sejahtera, itu berhubungan dengan hati dan pikiran. Ada orang yang memiliki banyak harta, tetapi hidupya tidak memiliki kedamaian. Yang ada justru, ketakutan, kekuatiran dan kecemasan. Bagaimanapun kondisi kehidupan kita, mari kita bersyukur senantiasa. Karena itulah kehendak-Nya bagi kita kita umat-Nya 1 Tes 518. Penutup Mari kita minta supaya Roh Kudus memberikan kita sukacita dan memberikan kita kemampuan untuk hidup damai dengan sesama, serta memampukan kita untuk dapat tetap bersyukur dalam segala perkara. Disampaikan dalam Ibadah Natal Adiyuswa Hari Sabtu, 13 Januari 2018 di GKJ Jumo.
Ayat Pokok 2 Kor 416 " Sebab itu kami tidak tawar hati, meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari." Tidak jarang, masalah usia lanjut menjadi ketakutan bagi sebagian orang. Mereka tidak dapat menerima datangnya masa-masa usia lanjut. Itu sebanya banyak orang melakukan berbagai upaya misalnya olahraga, mengatur asupan makanan sampai berbagai operasi dan terapi mereka lakukan. Sebenarnya memasuki usaia senja bukanlah masalah. Ini adalah hal yang alamiah, bukan hal yang perlua ditakuti. Semua orang hidup akan mengalami hal ini. Janganlah takut, janganlah kecil hati, Juga janganlah minder. Allah bekerja didalam proses penuaan, yaitu saat tubuh kita mulai melemah. Justru Allah punya kesempatan memperbaharui rohani kita untuk menjadi semakin kuat. Jika tubuh kita tidak pernah menjadi lemah,kita akan mengandalkan kekuatan kita sendiri, sehingga kebutuhan rohani tidak akan pernah diperhatikan. Jadi jangan tawar hati ketika kita mulai menyadari bahwa tenaga kita tidak lagi sekuat saat kita masih muda. pendengaran dan pengihatan kita tidak lagi setajam yang dulu, rambut mulai rontok, gigi mulai pergi. Jangan bersedih hati apalagi mencari kompensasi. Masa-masa usia lanjut adalah masa dimana kita mau semakin dekat dengan Tuhan, dan semakin berbuah untuk hormat kemuliaan bagi namanya Mazmur 9215 Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar" Mari jadilah tua-tua keladi Yang makin tua makin menjadi. Bukan dalam hal keburukan, tapi dalam hal hidup yang memuliakan nama Tuhan
khotbah pemakaman orang tua lanjut usia